TEMPO.CO, Petaling Jaya – Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengatakan pemerintah sedang menjajaki sejumlah cara untuk membayar utang termasuk dengan menjual aset.
Aset ini berupa aset yang tidak strategis berbentuk properti yang terletak di dalam dan luar negeri sehingga bisa mendapatkan harga yang bagus.
“Kita akan jual aset ini untuk nilai yang bisa diperoleh. Biasanya, nilainya tidak terlalu besar tapi akumulasinya bisa besar,” kata Mahathir seperti dilansir The Star pada Selasa, 17 September 2019.
Mahathir enggan menceritakan detil nama properti yang akan dijual karena sedang dalam proses penentuan harga yang tepat.
Namun, properti yang bakal dijual ini tidak termasuk di Iskandar, Johor.
“Tidak karena properti yang berada di Johor telah dijual dan uangnya tidak dibayarkan kepada kami. Tapi dibayarkan kepada orang yang menjualnya jadi itu tidak termasuk,” kata Mahathir.
Mahathir juga menekankan pemerintahan Pakatan Harapan berusaha mengembalikan uang yang hilang akibat skandal 1Malaysia Development Berhad atau skandal 1MDB.
Pemerintah saat ini menanggung beban utang yang cukup besar yang ditinggalkan pemerintahan sebelumnya.
Selain itu, Mahathir juga mengatakan Putrajaya telah menunda pembangunan jalur kereta api cepat Kuala Lumpur – Singapura. Dia juga membatalkan sejumlah proyek yang tidak perlu.
Mahathir juga menyoroti bahwa distribusi kekayaan antara kota dan desa kurang adil. “Ada kesenjangan yang besar. Kita harus memperbaiki ini,” kata dia sambil mengatakan ada negara bagian yang kaya dan miskin.